TUGAS UTS analisa CEO strategi perkembangan BMW
TUGAS MANAJEMEN MANAJERIAL
MAKALAH
‘‘STRATEGI PERKEMBANGAN PERUSAHAAN BMW’’
‘‘STRATEGI PERKEMBANGAN PERUSAHAAN BMW’’
NAMA :
PUTRI DIAN NINGSIH
NIM : 2015020067
KELAS : MANAJEMEN A1/V
NIM : 2015020067
KELAS : MANAJEMEN A1/V
FAKULTAS
EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA
TAHUN 2017/2018
UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA
TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji dan
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Perekonomian Indonesia dengan
tema pilihan yaitu “STRATEGI PERKEMBANGAN
PERUSAHAAN BMW”.
Makalah
ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Manajerial.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun agar dapat memperbaiki makalah ini.
Harapan
kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa dan memberikan
inspirasi bagi pembaca lainnya.
Surakarta,
Oktober 2017
Penyusun
|
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 2
1.3 Tujuan............................................................................................. 3
BAB II
Pembahasan.............................................................................................. 4
1.1 Visi dan misi di perusahaan BMW............................................. 4
1.2 Tujuan perusahaan....................................................................... 6
1.3 kinerja perusahaan BMW........................................................... 6
1.4 Struktur organisasi Perusahaan.................................................. 8
1.5 Keuangan perusahaan.................................................................. 9
1.6 Strategi Pasar Internasiona........................................................ 10
1.7 Pemasaran ................................................................................... 10
1.8 Sumber Daya Manusia................................................................ 11
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 2
1.3 Tujuan............................................................................................. 3
BAB II
Pembahasan.............................................................................................. 4
1.1 Visi dan misi di perusahaan BMW............................................. 4
1.2 Tujuan perusahaan....................................................................... 6
1.3 kinerja perusahaan BMW........................................................... 6
1.4 Struktur organisasi Perusahaan.................................................. 8
1.5 Keuangan perusahaan.................................................................. 9
1.6 Strategi Pasar Internasiona........................................................ 10
1.7 Pemasaran ................................................................................... 10
1.8 Sumber Daya Manusia................................................................ 11
BAB III
AnalisisCEO............................................................................................. 14
BAB IVA. KESIMPULAN ............................................................................19
B. SARAN ..........................................................................................19
C. DAFTAR PUSTAKA....................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bayerische Motoren Werke AG (BMW) yang dalam
bahasa Inggris Bavarian Motor Works adalah produsen manufaktur otomotif baik
kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4 yang berasal dari Jerman. BMW pertama
kali berdiri pada tahun 1916, terkenal dengan segmentasi produk yang identik
dengan kemewahan serta fasilitas canggihnya. Mereka juga merupakan perusahaan
yang memproduksi merek dagang MINI, dan merupakan perusahaan induk dari
Rolls-Royce Motor . Awal mula berdirinya BMW yaitu pada saat setelah era Perang
Dunia I, BMW diharuskan dan dibatasi ruang lingkup produksinya hanya untuk
menjadi produsen mesin pesawat sesuai dengan perjanjian Versailles yang
dikenakan oleh dunia internasional terhadap Jerman. Perusahaan tersebut memulai
debutnya dalam memproduksi produk otomotif pada 1923 setelah perjanjian
Versailles ditarik dan telah dicabut, hal tersebut diikuti dengan produk
kendaraan roda 4 pada tahun 1928.Pada tahun 1959 divisi otomotif BMW mengalami
masa – masa sulit secara keuangan serta beberapa kali diadakan pertemuan dan
rapat untuk mengadakan koordinasi apakah diperlukan secara luas untuk melakukan
likuidasi pada perusahaan. Pada fase
ini juga diputuskan apakah perusahaan akan dilanjutkan atau dilemparkan kepada
masyarakat untuk dapat membeli sejumlah sahamnya. Keadaan tersebut membuat
beberapa competitor perusahaan manufaktur selain BMW berhasil dan melengggang
dengan bebas di pasaran, sedangkan BMW saat itu tengah berbenah untuk masalah
internalnya. Perusahaan yang menjadi competitor BMW tersebut adalah merupakan
perusahaan manufaktur yang pernah memproduksi pesawat terbang dalam hal ini
yaitu Messerschmitt dan Heinkel.
Di Indonesia sendiri BMW pertama kali
menginjakkan kakinya pada tahun 1976. Pada masa pertama kali tersebut BMW
datang dengan menggandeng mitra lokalnya yaitu PT Tjahya Sakti Motor yang juga
merupakan rekanan atau anak perusahaan dari PT Astra International Tbk. Sektor
bisnis yang mereka jalankan adalah menyediakan serta melakukan saluran
pendistribusian produk otomotif roda 4 dari BMW secara Completely Built Up
(CBU) atau Completely Knocked Down (CKD) . Pada gambar di atas adalah salah
satu kantor pusat BMW Indonesia pada Wisma GKBI Jalan Jenderal Sudirman.
Kemasan mewah, moderen, canggih melekat pada merek BMW baik produk, kantor
pusat, pelayanan dan lain sebagainya.
Pada tahun 1992, BMW telah merealisasi dalam
mendirikan pusat industri otomotif di Negara bagian California di Amerika
Serikat dengan biro perancangannya yang bernama DesignworksUSA, dan beroperasi
secara menyeluruh dan penuh pada tahun 1995. Pada tahun 1994, BMW membeli saham
dari British Rover Group (merupakan agen tunggal serta produsen khusus merek
otomotif Rover, Land Rover, MG serta Austin n’ Morris), dan BMW memiliki itu
semua selama 6 tahun. Namun pada tahun 2000, merek dagang Rover mengalami
kerugian besar dan BMW menjual sebagian dari saham merek Rover. Merek dagang MG
dan Rover brands dijual pada konsorsium Phoenix yang akhirnya menghasilkan
merek dagang MG Rover, sementara itu Land Rover diambil alih oleh Ford. BMW
akhirnya hanya memiliki hak dan konsentrasi produksi pada merek otomotif MINI,
dan dilempar ke pasaran pada tahun 2001.
1.2 Rumusan masalah :
1.
Bagaimana Visi dan misi di perusahaan BMW ?
2.
Bagaimana Tujuan dan kinerja perusahaan BMW?
3. Bagaimana Struktur organisasi dan keuangan perusahaan BMW ?
4. Bagaimana strategi pasar internasional,pemasaran dan SDM di perusahaan BMW?
3. Bagaimana Struktur organisasi dan keuangan perusahaan BMW ?
4. Bagaimana strategi pasar internasional,pemasaran dan SDM di perusahaan BMW?
1.3 TUJUAN
1.
Mengetahui visi dan misi di perusahaan
BMW.
2. Mengetahui tujuan dan kinerja perusahaan BMW.
3. Mengetahui struktur organisasi dan keuangan perusahaanBMW.
4. Mengetahui strategi pasar internasional,pemasaran dan SDM di perusahaan BMW.
2. Mengetahui tujuan dan kinerja perusahaan BMW.
3. Mengetahui struktur organisasi dan keuangan perusahaanBMW.
4. Mengetahui strategi pasar internasional,pemasaran dan SDM di perusahaan BMW.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1.1
Vision and Mission BMW
A.
Vision BMW
Visi sendiri adalah representasi dari keyakinan organisasi
atau perusahaan tentang bagaimana kemajuan dari organisasi atau perusahaan di
masa yang akan datang. Hal tersebut selalu memiliki keterkaitan bagaimana
pelanggan atau konsumen, karyawan dari organisasi atau perusahaan tersebut,
pemilik serta pihak – pihak terkait lainnya dalam memandang perusahaan atau
organisasi terkait .
Menyangkut mengenai visi dari BMW adalah bagaimana
perusahaan merumuskan visi mereka dalam sepak terjang dalam bisnis otomotif di
dunia atau internasional. Adapun visi dari BMW adalah sebagai berikut
a)
Memperkuat
citra merek BMW (Strong BMW Brand Image)
b)
Perusahaan
terbaik untuk mengembangkan karir (Best Company To Work For)
c)
Profitabilitas
(Profitabillity)
Melihat dari perumusan visi dari BMW di atas kita dapat
menyimpulkan bahwa BMW cukup handal dan tepat sasaran dalam merumuskan visi
dari perusahaan atau organisasi mereka. Tujuannya jelas image yang khas dari
merek mereka yang bersifat segmentasi khusus terhadap lapisan – lapisan konsumen
tertentu. Serta mereka pun tak lupa menyertakan perusahaan mereka yang terbaik
untuk setiap karyawannya atau sdm lainnya dari luar perusahaan yang akan
diberikan kesempatana untuk menjadi yang terbaik bersama perusahaan mereka.
Yang terakhir mereka juga merumuskan bahwa mereka juga tetap memiliki visi yang
tentunya menjadi hal yang umum pada tiap perusahaan dalam sektor bisnis yaitu
keuntungan atau profit
.To become most successful Premium Manufactured in the Car
Industry
B.
Mission BMW
Misi
sendiri adalah pernyataan yang sifatnya komprehensif mengenai konsep organisasi
atau perusahaan, sifat bisnisnya, alasannya, pihak – pihak yang dilayani atau
konsumen, prinsip dan nilai – nilai yang menjadi panduan bai perusahaan atau
organisasi dalam menjalankan bisnisnya . Berdasarkan teori ini penulis
memperkuatnya dengan konsepsi serta perumusan misi dari pihak lainnya. Misi
adalah tujuan atau tugas dan nilai guna dari perusahaan terhadap konsumennya.
Hal tersebut juga didasari oleh pemikiran dari pendiri utama perusahaan pada
awalnya . Adapun misi dari BMW adalah sebagai berikut ini :
a)
Kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction)
b) Pengenalan
produk baru (New Models Introduction)
c) Jaringan
dealer yang kuat (Strong Dealership Network)
Melihat berdasarkan perumusan misi di atas adalah
bagaimana BMW secara komitmen dalam menjalankan tugasnya sebagai ATPM pada
produk otomotif BMW bagaimana memberikan pelayanan yang dapat memberikan suatu
kepuasan terhadap pelanggan atau konsumen. BMW juga memiliki komitmen dalam
memberikan pengenalan terhadap produk – produk baru yang mereka hasilkan. Serta
dilengkapi dengan jaringan bengkel pada merek dagang mereka yang kua t tentunya dapat mencapai titik atau
point dari Service Excellency.
The BMW Group is the
world’s leading provider of Premium Products and Premium service for Individual
mobility.
1.2
Tujuan Perusahaan
Tujuan dari perencanaan strategis ini adalah agar dapat membuat BMW
menjadi penguasa pasar merek premium pada bisnis otomotif. Adapun tujuan dari
BMW sendiri menurut penulis adalah sebagai berikut ini :
a)
Menjadi
penguasa pasar pada bisnis otomotif
b)
Menghasilkan
suatu produk otomotif yang modern
c)
Menghasilkan
produk otomotif yang dapat meningkatkan nilai “gengsi” konsumennya
d)
Menyediakan
layanan purna jual yang prima
e)
Memberikan
pelayanan konsumen yang bersifat “Service Excellency”
f)
Memberikan pelayanan dalam hal suku cadang
produk yang selalu tersedia dimanapun dan kapanpun
g)
Memberikan
kemudahan bagi konsumen untuk melakukan transaksi jual beli kendaraannya.
1.3 Kinerja
Perusahaan
Kinerja sendiri adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijaksanaan dalam mencapai
sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi atau perusahaan . Dalam mengukur kinerja
haruslah bersifat mudah dan obyektif. Pelaksanaannya terdapat 3 hal yang
menjadi perhatian yaitu : indikator kinerja, standar kinerja, pengukuran
kinerja.
1. Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang dipergunakan sebagai tolok ukur adalah yang berhubungan dengan pelaksana,penanggungjawab, serta skala prioritas dan kepentingan. Penjabarannya adalah sebagai berikut ini :
Indikator kinerja yang dipergunakan sebagai tolok ukur adalah yang berhubungan dengan pelaksana,penanggungjawab, serta skala prioritas dan kepentingan. Penjabarannya adalah sebagai berikut ini :
a)
Komitmen
pelaksanaan program
b)
Skala
prioritas mana yang akan didahulukan dan lebih penting
c)
Siapa
yang akan diberikan otoritas dalam hal ini penanggungjawab
d)
Transparansi
dalam evaluasi
Indikator
tersebut di atas memiliki beberapa input, output, proses dan outcome yang akan
dijelaskan sekilas.
Penjelasannya
adalah sebagai berikut ini :
a.Indikator input
Indikator
ini adalah segala sesuatu yang diperlukan agar kegiatan yang dilaksanakan dapat
memberikan data output atau hasil . Dalam hal ini bagaimana BMW melakukan
proses produksi model lalu akan dilihat berapa kuota yang akan terjual di
pasaran serta berapa persen minat konsumen terhadap model tersebut.
b.Indikator output
Sedangkan indikator ini adalah sesuatu yang merupakan estimasi seperti yang diharapkan dicapai oleh Perusahaan atau organisasi baik fisik maupun non fisik . Dalam hal ini bagaimana BMW memberikan bentuk apresiasi atau penghargaan bagi konsumen setia mereka juga memberikan bentuk pelayanan purna jual bagi konsumen secara profesional sehingga memberikan kemudahan bagi konsumen mereka.
c. Indikator proses
Indikator ini adalah suatu kegiatan perusahaan atau organisasi yang diharapkan berlangsung pada saat transformasi input menjadi output . Bentuknya pada analisis BMW adalah dilihat pada saat proses produksi model hingga tiba di tangan konsumen melalui proses penjualan serta dilengkapi dengan pelayanan staf perawatan kendaraan, staf proses asuransi kendaraan hingga staf pelayanan informasi aksesoris terpilih.
b.Indikator output
Sedangkan indikator ini adalah sesuatu yang merupakan estimasi seperti yang diharapkan dicapai oleh Perusahaan atau organisasi baik fisik maupun non fisik . Dalam hal ini bagaimana BMW memberikan bentuk apresiasi atau penghargaan bagi konsumen setia mereka juga memberikan bentuk pelayanan purna jual bagi konsumen secara profesional sehingga memberikan kemudahan bagi konsumen mereka.
c. Indikator proses
Indikator ini adalah suatu kegiatan perusahaan atau organisasi yang diharapkan berlangsung pada saat transformasi input menjadi output . Bentuknya pada analisis BMW adalah dilihat pada saat proses produksi model hingga tiba di tangan konsumen melalui proses penjualan serta dilengkapi dengan pelayanan staf perawatan kendaraan, staf proses asuransi kendaraan hingga staf pelayanan informasi aksesoris terpilih.
d.Indikator outcome
Indikator kinerja yang terakhir ini adalah segala sesuatu dapat memberikan gambaran secara jelas bagimana efek atau dampak yang terlihat dengan jelas dari data atau hasil yang keluar pada jangka menengah. Hal ini terlihat dengan banyaknya konsumen yang mempergunakan produk BMW (Kendaraan) di jalan – jalan.
Indikator kinerja yang terakhir ini adalah segala sesuatu dapat memberikan gambaran secara jelas bagimana efek atau dampak yang terlihat dengan jelas dari data atau hasil yang keluar pada jangka menengah. Hal ini terlihat dengan banyaknya konsumen yang mempergunakan produk BMW (Kendaraan) di jalan – jalan.
2.
Standar Kinerja
Standar kinerja yang dipergunakan di sini adalah bagaimana BMW menyikapi beberapa kebijakan manajemen yang mampu mencapai target atau tujuannya pada sektor bisnis industri otomotif. Perumusan yang paling tepat pada study kasus di BMW adalah sebagai berikut ini:
Standar kinerja yang dipergunakan di sini adalah bagaimana BMW menyikapi beberapa kebijakan manajemen yang mampu mencapai target atau tujuannya pada sektor bisnis industri otomotif. Perumusan yang paling tepat pada study kasus di BMW adalah sebagai berikut ini:
a)
Segmentasi
pasar yang detil
b)
Survey
atau investigasi pasar dengan detil
c)
Period
of time dari penerapan strategi dagang yang jelas
d)
Proses
perbaikan model atau Up Grade
e)
Perbaikan
pelayanan
3. Pengukuran Kinerja
Dalam melakukan pengukuran kinerja
dapat dilakukan beberapa langkah – langkah strategis. BMW harus mampu
membandingkan diri mereka dengan kompetitor lainnya. Baik secara rancangan
model kendaraan, harga, kesetiaan konsumen. Kondisi keuangan atau profit dan
outcome mereka. Langkah – langkah nyatanya dapat sebagai berikut ini :
a)
Melakukan
perbandingan keadaan riil dengan standar yang diharapkan
b)
Melakukan perbandingan hasil produksi dengan
income atau profit perusahaan pada tahun lalu dengan tahun sekarang
c) Melakukan perbandingan dengan
melakukan Benchmarking dengan perusahaan saingan atau kompetitor (Mercedes
Benz, Audi, dan lain – lain)
1.4 Struktur Organisasi
Struktur
organisasi yang digunakan BMW sangat mendekati denganstruktur divisi, dimana
struktur divisi paling sesuai pada lingkungan yang tidakstabil dan tidak dapat
diduga, (seperti kita ketahui pangsa pasar BMW adalahkalangan atas dimana
kebutuhan pangsa kelas menengah itu selalu lebihspesifik), serta sulit
mengantisipasi kebutuhan sumber daya dan persyaratankordinasi agar berbagai
pekerjaan bersifat tidak tetap disetiap waktu. Jenisstruktur ini juga membantu
mendukung organisasi-organisasi yang bersaingmenurut diferensiasi atau inovasi
karena tanggapan yang fleksibel merupakan intiuntuk strategi ini bekerja.
Analisa SWOT untuk BMW(kekuatan):
karena harga mahal otomatis laba yang dihasilkan pun besar W(kelemahan): karena
harganya mahal maka pangsa pasarnya sedikit hanyakalangan atas sajayang mampu
membeli mobil keluaran BMWO (walaupun): pangsa pasarnya sedikit tapi kalangan
atas ini bersedia membayar mahal untuk mobil keluaran BMW yang fokus untuk
menghasilkan mobil mewahdan nyaman dengan kinerja terbaikS (pesaing): produser
mobil mewahrelatif sedikit.
1.5 Keuangan Perusahaan
BMW Group in figures
|
||||||
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
Change in %
|
|
Sales volume – Automobiles
|
||||||
BMW
|
1,185,088
|
1,276,793
|
1,202,239
|
1,068,770
|
1,224,280
|
14.6
|
MINI
|
188,077
|
222,875
|
232,425
|
216,538
|
234,175
|
8.1
|
Rolls-Royce
|
805
|
1,010
|
1,212
|
1,002
|
2,711
|
–
|
Total
|
1,373,970
|
1,500,678
|
1,435,876
|
1,286,310
|
1,461,166
|
13.6
|
Financial figures
|
||||||
in euro million
|
||||||
Revenues
|
48,999
|
56,018
|
53,197
|
50,681
|
60,477
|
19.3
|
Capital expenditure
|
4,313
|
4,267
|
4,204
|
3,471
|
3,263
|
-60
|
Depreciation and amortization
|
3,272
|
3,683
|
3,670
|
3,600
|
3,682
|
2.3
|
Operating cash flow
|
5,373
|
6,246
|
4,471
|
4,921
|
8,150
|
65.6
|
Profit before financial result
|
4,050
|
4,212
|
921
|
289
|
5,094
|
–
|
Profit before tax
|
4,124
|
3,873
|
351
|
413
|
4,836
|
–
|
Net profit
|
2,874
|
3,134
|
330
|
210
|
3,234
|
–
|
1.6 Strategi Pasar Internasional
Mengidentifikasi dan mendorong potensi pertumbuhan.
Mengetahui apa yang kami wakili. Mengakui dimana kami bersalah dan membuat
kendaraan yang terbaik di setiap kesempatan. Setelah strategi yang jelas.
Tujuannya
telah mencapai berada pada dasarnya titik tolak bagi tantangan baru di masa
kini, Ini adalah filosofi yang menginspirasi setiap individu di BMW Group. Ini
mempengaruhi struktur perusahaan dan memainkan peran penting dalam proses
pengambilan keputusan di dewan direksi perusahaan. Etos kerja perusahaan BMW
menemukan ekspresi dalam mengejar tujuannya tanpa kompromi. Hasilnya? Posisi
merek BMW dengan profil jelas. Mobil dan sepeda motor yang mempesona orang di
seluruh dunia dan semakin bayak pengagum baru setiap hari. Dan tingkat
keberhasilan yang melihat BMW Group pergi dari kekuatan yang biasa menuju
kekuatan yang lebih besar.
Dengan
tiga merek, BMW, MINI dan Rolls-Royce motor Mobil, BMW Group memiliki
pemandangan yang ditetapkan tegas pada sektor premium pasar otomotif
internasional. Untuk mencapai tujuannya, perusahaan tahu bagaimana untuk mengg unakan kekuatannya dengan efisiensi yang
tak tertandingi dalam industri otomotif. Tujuan strategis adalah jelas: BMW
Group adalah penyedia terkemuka produk dan layanan premium premium untuk
mobilitas individu
1.7 Pemasaran
Kembali ke konsep
yang awal Konsep pemasaran yakni melihat apa dan bagaimana keinginan serta
kebutuhan para costumernya yang ternasuk dikalangan menengah atas, peran
parastrategy directorsertamarketing managerdalam mengambil keputusan saat
memproduksi dan memasarkan produk mereka ke pasar sangatlah besar pengaruhnya
di sini. Mereka memainkan peran yang penting dan sentral untukkondisi ini.
Selain itu ada pula yang lain, yaitu:a)Promosi melalui peluncuran perdana
produk baru dengan kemasan artistik, ekslusif, dan profesionalb)Sponsori acara
– acara berlabel mewah sepertiturnamen golf dengan hadiah model produk terbaru
BMWc)Kerjasama dengan media cetak dan elektronikayang membawa nama serta
industri otomotifd)Mengadakan program acara Test Drivee)Melakukan komparasi
secara adil dengan melibatkan insan – insan otomotif untuk melakukan komparasi
produk dengan kompetitor mereka
1.8 Sumber Daya Manusia
Tempat kerja yang terbuka menggantung di sepanjang dua
lantai, seperti air terjun. Badan-badan mobil berjalan di sepanjang jalur,
disinari cahaya biru yang sangat lembut. Jika parade mobil setengah jadi
melambat, para insinyur akan merasakan perubahan denyut pabrik dan dengan cepat
menyelidiki permasalahan yang muncul. Pemeriksaan kualitas secara mingguan di
sebuah plaza yang dilalui para pekerja saat menuju tempat makan siang, menjamin
semua orang dengan cepat sadar bila ada kesemrawutan produksi. Kombinasi antara
kebersamaan dan keterbukaan mencetuskan pertemuan-pertemuan yang terjadi begitu
saja di antara para pekerja, insinyur logistik, dan pakar kualitas.
Itulah suasana di pabrik mobil BMW, Jerman. Situasi seperti
itu memberi gambaran bahwa BMW adalah perusahaan otomotif yang paling tidak
formal. Pembeli BMW mungkin tidak tahu bahwa ketika duduk di belakang kemudi,
mereka sedang mengendarai sebuah mesin yang lahir dari ribuan sesi lempar
gagasan yang dilakukan begitu saja. Tidak seperti kebanyakan perusahaan mobil
yang kepala desainnya mendiktekan garis besar rancangan kendaraan kepada para
pegawai, desainer-desainer BMW hanya diberi sasaran secara garis besar. Dan,
dari situ mereka bebas memunculkan konsep terbaik mereka.
Untuk mengoptimalkan potensi karyawan, BMW biasanya
menyatukan para desainer, insinyur, dan ahli pemasaran untuk bekerja secara
intensif dalan sebuah proyek. Rolls-Royce Phantom desain terbaru, misalnya,
diberi julukan “The Bank†karena 10 anggota perancangnya menghabiskan waktu
di sebuah bangunan bank kuno di Marble Arch di London, yang setiap harinya
dilewati banyak mobil Rolls-Royce.
Dunia BMW sekarang ini adalah buah perjuangan sejak 1959.
Saat itu perusahaan tersebut hampir bangkrut dan hanya selangkah dari diambil
alih Mercedes. Trauma dari zaman tersebut menjadi momen sangat penting dalam
kisah BMW. Kisah itu diceritakan secara berulang di setiap masa orientasi pegawai
baru pabrik. Jika bukan karena jaminan keluarga Quandt yang kaya “hingga kini
masih menjadi pemegang saham mayoritas dengan 46 persen kepemilikanya“ dan
perjanjian dengan pekerja untuk mempertahankan perusahaan tetap hidup, BMW
tidak akan ada hari ini.
Kerja keras, kepedulian karyawan, dan iklim berbagi
pengetahuan itulah yang membangkitkan perusahaan ini dari keterpurukan. Pada
1972, jauh sebelum perusahaan Eropa lain rela membayar lebih kinerja karyawan,
perusahaan Jerman ini telah memberi sebagian keuntungan kepada para karyawan.
BMW membuat rencana, bilamana perusahaan memenuhi target-target finansial, maka
akan membagi tunjangan khusus sebanyak 1,5 bulan gaji di akhir tahun. Sebagai
balasan, para pekerja menjadi lebih komit.
Di masa itu, istilah aset intelektual mungkin belum
terdengar. Akan tetapi, kebijakan BMW yang menempatkan karyawan di atas
kepentingan lain merupakan bukti bahwa sejak dulu perusahaan ini sangat
menghargai kontribusi karyawan. Dari hasil studi yang dilakukan Teleos,
terdapat 8 dimesi yang perlu dikembangkan dalam rangka mewujudkan knowledge
enterprise, yang meliputi: kepemimpinan, budaya perusahaan, iklim berbagi dan
berkolaborasi, manajemen intelektual kapital, manajemen pengetahuan kustomer,
pembelajaran organisasi, inovasi, dan upaya mengubah pengetahuan menjadi nilai
bagi perusahaan. Kedelapan dimensi tersebut lah yang digunakan sebagai kerangka
dalam Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE).
Kedelapan dimensi tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat
bagian. Pertama, menjadi knowledge enterprise dimulai dengan membangun
kepemimpinan dan budaya perusahaan yang memacu pertumbuhan pengetahuan. Kedua,
melaksanakan kegiatan knowledge management (KM) untuk menciptakan iklim
kolaborasi dan berbagi pengetahuan. Ketiga, mengaitkan KM dengan realitas
bisnis. Pengetahuan yang langsung berimplikasi terhadap bisnis perusahaan,
antara lain: berinovasi, pembelajaran organisasi, pengelolaan pengetahuan
pelanggan dan stakeholder, serta pengelolaan modal intelektual akan mendorong
perkembangan bisnis dengan menciptakan produk yang dibutuhkan pasar. Di sisi
lain, perusahaan makin berkompeten melalui pembelajaran dan memiliki aset-aset
intelektual yang dibutuhkan dalam bisnis. Dan keempat, KM dalam menciptakan
nilai bagi perusahaan, ditujukan untuk menyelaraskan berbagai inisiatif
terhadap nilai perusahaan. Yang menarik, BMW telah melakukan keempat hal
tersebut jauh sebelum perusahaan lain menyadari pentingnya KM dalam membangun
dan mempertahankan orang-orang terbaik di perusahaan.
Mewujudkan aset pengetahuan dapat dimulai dengan membangun
kepedulian tentang KM dengan cara melakukan assessment terhadap kesiapan
organisasi. Dalam hal ini, assessment dapat dilakukan dengan menggunakan
kerangka MAKE. Setelah itu, dilanjutkan dengan mengikuti MAKE Award. Melalui
ajang bergengsi ini perusahaan dapat melakukan benchmark terhadap penerapan KM
di perusahaan-perusahaan unggul. Berikutnya, melakukan pemetaan dan
identifikasi terhadap aset pengetahuan yang telah dimiliki dan aset pengetahuan
yang harus dimiliki, dilanjutkan dengan mendesain strategi KM.
Dalam
membangun perusahaan berbasis pengetahuan, inisiatif KM harus diselaraskan
dengan nilai-nilai perusahaan. Untuk itu diperlukan evaluasi, coaching dan
monitoring, serta perbaikan yang dilakukan secara terus-menerus.
BAB III
ANALISA
A.
Analisis SWOT
Konsepsi SWOT pun sudah banyak dikenal oleh
insan manajemen. Konsep SWOT sendiri adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis sehingga dapat merumuskan strategi berdasarkan logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang atau kesempatan (Opportunities),
dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman
(Threats).Menurut ahli lainnya konsepsi dari SWOT juga memiliki pengertian
adalah analisis yang mencakup dengan konsep pendekatan sistem terhadap
interaksi antara output dengan penggunanya, analisis terhadap input, proses,
dan lingkungan organisasi .Sedangkan menurut Philip Kotler analisis SWOT adalah
penggambaran secara kritis bagaimana faktor kekuatan (Strenghts), kelemahan
(Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) menjadi bentuk
strategi berupa data yang sangat penting dan kuat atau valid untuk dijadikan
sebagai bahan perbandingan untuk membuat atau menelurkan gagasan kebijakan –
kebijakan manajemen dalam bentuk strategi.
Berdasarkan konsepsi SWOT di atas dibagi
menjadi dua bagian pertama adalah faktor SWOT internal. Faktor ini memiliki dua
komponen dasar yaitu kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses). Kedua
komponen ini akan dikaitkan dengan kelebihan atau kekuatan dari perusahaan
otomotif BMW serta kelemahan dari perusahaan otomotif BMW. Kedua komponen
internal ini akan dijelaskan sebagai berikut :
Analisis faktor kekuatan
(Strengths)Kekuatan adalah kemampuan dan situasi internalorganisasi atau
perusahaan yang positif dan dapat mendukung organisasi atau perusahaan dalam
memproses keuntungan strateginya untuk mencapai tujuan yang dikehendaki . Namun
salah seorang ahli yang lain berpendapat bahwa faktor Strenghts adalah sumber
daya, keahlian atau keunggulan lain yang relatif dengan pesaing dan kebutuhan
pasar (konsumen) dimana perusahaan beroperasi atau berharap akan beroperasi
.Adapun faktor – faktor kekuatan yang menjadi nilai lebih dari BMW adalah
merupakan faktor – faktor yang telah melekat erat terhadap merek BMW sendiri.
Faktor – faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Image merek (Eropa) yang sudah terkenal dan
lama malang melintang di dunia otomotifLayanan purna jual yang tersebar luar·
2.
Teknologi i-drive (komputerisasi dalam hal pengendaraan, diaplikasikan dalam bentuk
satu panel dekat perseneling dan dapat dilihat oleh pengemudi pada satu layar
pada dashboard) serta
run flat tire (kemampuan untuk tetap melajunormal dengan kondisi ban kempis
pada jarak dan kecepatan tertentu) yang belum terdapat pada kompetitornya.
3.
Layanan 5 Years Free Service and Guaranttee·
4.
Program
Buy Back Guaranttee.
Analisis faktor kelemahan
(Weaknesses)Kelemahan adalah kemampuan dan situasi internal yang dapat
mengakibatkan atau telah mengakibatkan organisasi atau perusahaan tidak dapat
mencapai tujuannya. Kelemahan adalah anti klimaks dari kekuatan . Pendapat ahli
lainnya kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber daya,
keahlian, dan kemampuan yang mengganggu keefektifan kinerja perusahaan .Adapun
yang telah menjadi faktor kelemahan dariBMW adalah merupakan sektor kecil yang
mungkin belum diberikan “sentuhan” oleh biro design dari BMW atau manajemen.
Kelemahan – kelemahan tersebut adalah sebagai
berikut ini :
1.
Teknologi Run Flat Tire membuat keras
suspensi kendaraan, sehingga bantingan daya suspensi kendaraan terasa keras·
2.
Pada beberapa kelasnya, BMW berubah menjadi
kendaraan yang rumit karena mengharuskan pengemudi untuk mengatur komputerisasi
kendaraan dengan menggunakan teknologi I-Drive·
3.
Dengan teknologi Run Flat Tire yang
dimilikinya BMW merekomendasi kepada konsumennya agar mengganti ban kendaraan
dengan teknologi Run Flat Tire dengan suku cadang yang sama, namun harga dari
satu jenis ban Run Flat Tire sangatlah tinggi di kalangan otomotif hingga di
skala 4 sampai 5 kali lipat harga ban normal.
Analisis faktor kesempatan atau peluang
(Opportunities)Peluang adalah faktor dan situasi eksternal yang dapat membantu
organisasi atau perusahaan untuk mencapai atau melampaui tujuannya. Faktor ini
selalu melihat dari perkembangan pasar atau segemnatsi kebutuhan masyarakat
atau konsumen melihat dari daya beli dan nilai uang di tengah – tengah konsumen
. Pendapat ahli lainnya tentang peluang adalah situasi menguntungkan yang utama
dalam perusahaan. Tren kunci dan perubahan adalah salah satu sumber perusahaan
.
Adapun hasil analisis peluang pada perusahaan otomotif BMW adalah
sebagai berikut ini:·
1.
BMW memiliki Resale Value atau harga jual
kembali produk tertinggi dibandingkan dengan kompetitornya.·
2.
BMW
membawa nama baik produk otomotifEropa (Jerman) dengan kemampuan dan performa
mesin Sporty·
3.
Teknologi keselamatan baik pasif dan aktif
dari kendaraan menjadi pilihan utama konsumen otomotif saat ini.
Analisis
faktor ancaman (Threats)Ancaman adalah faktor eksternal yang dapat
mengakibatkan atau telah mengakibatkan organisasi atau perusahaan tidak dapat
mencapai tujuannya . Pendapat lainnya tentang ancaman adalah situasi yang tidak
menguntungkan utama dalam lingkungan perusahaan atau organisasi sehingga dapat
menjadi penghambat atau hambatan untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi
di masa sekarang dan masa yang akan datang .
Adapun
hasil analisis ancaman pada perusahaan otomotif BMW adalah sebagai berikut ini
:
1.
Kompetitor mobil Eropa mulai marak dan
menjadi “kuda hitam” dalam bisnis otomotif kelaspremium.·
2.
Kompetitor menawarkan kemudahan, harga yang
lebih murah, serta fasilitas dan pelayanan yang lebih menarik·
3.
Produsen otomotif Asia mulai memproduksi
kelas – kelas premium dengan harga yang lebih terjangkau dan realistis.
Pembahasan
Kerangka Kerja Pengukuran SWOT dalam hal ini perusahaan BMW dapat melakukan
pengukuran kinerja SWOT perusahaan dalam bentuk kerangkayang sebelumnya
melakukan 3 langkah sebagai berikut ini :
a)
Mendefinisikan sektor bisnis dan konsentrasinya (Otomotif)
b) Mengidentifikasi peluang dan tantangan kompetisi bisnis otomotifnya
c) Menentukan Key Success
Factors pada bisnisnya yang juga menuntut perusahaan untuk memiliki kemampuan
yang prima agar memperoleh kesuksesan yang ingin dicapainya.
d) BMW harus mampu melihat ke
sektor dalam perusahaannya sehingga dapat menyimpulkan bagian mana atau area
mana dari perusahaan yang dapat dipergunakan sebagai Key Success Factorse).
Mengidentifikasi pesaing atau kompetitor (Mercedes Benz, Audi, Volvo, dll )
terdekat agar dapat mengembangkan analisa strategis.
B.
Perkembangan
perusahaan BMW :
1)
Inovasi produk – produk BMW sehingga tetap menjadi
produk dengan kelengkapan teknologi yang lebih moderen atau terkini
dibandingkan dengan kompetitornya.
2)
Memberikan pelatihan atau Training terhadap staf dan
karyawan mereka sehingga menampilkan etos kerja serta performa yang handal dan professional
3)
Menciptakan produk di setiap kelas otomotif yang
memiliki segmentasi pasar terbesar. Sebagai contoh dari produk BMW yang ada
mobil keluarga atau Family Car hanya mereferensi dari bentuk sedan menjadi
bentuk Saloon. Sehingga BMW tidak pernah menciptakan bentuk produk seperti
Toyota Avanza atau Toyota Innova.
4)
Perbaiki kekurangan manajemen perusahaan sehingga
struktur organisasi dan perusahaan menjadi lebih solid dan kuat dalam
menjalankan etos kerja dalam bisnis mereka.
5)
Pelajari dan
analisis melalui riset untuk mengembangkan lebih lanjut produk – produk
unggulan dari BMW. Sebagai contoh adalah seri 3 dengan kelas – kelasnya yang
telah lama malang melintang menjadi produk unggulan BMW.
6)
Menciptakan
suasana kerja yang koperatif antara staf yang satu dengan staf yang lainnya
sehingga menjadi satu kondisi yang sangat kondusif dalam memberlakukan
kesolidan antara divisi yang satu dengan divisi lainnya.
7)
Memberikan
kompensasi atau insentif serta jenjang jabatan yang dirancang dan
distandarisasi sehingga staf lebih percaya diri dalam mengabdikan dirinya dalam
perusahaan.
8)
Teknologi
Konsumsi
publik atau masyarakat adalah teknologi kendaraan terkini. Contohnya adalah
hemat dalam konsumsi bahan bakar, mudah perawatan, ramah lingkungan, serta
dilengkapi oleh perangkat keselamatan aktif dan pasif berikut perangkat
keamanan kendaraan dari tangan – tangan jahil. Ini merupakan perhatian yang
sangat khusus harus diperhatikan oleh BMW dalam memproduksi produk otomotif
unggulan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat ternyata banyak beberapa
faktor yang dapat dijadikan pisau analisis untuk mengupas atau menganalisis
permasalah yang ada pada perusahaan otomotif sekelas BMW. Bagaimana latar
belakang berdirinya perusahaan, isu strategis, visi, misi, nilai – nilai,
rekomendasi serta implementasi di lapangan. Hal tersebut ditindaklanjuti dengan
bentuk pengukuran kinerja perusahaan. Tentunya dengan kesimpulan ini BMW harus
lebih mampu untuk memberikan beberapa langkah – langkah ideal dan jitu
untuk menjadikan mereka sebagai pemimpin pasar atau pemain tunggal sebagai
produsen otomotif terpercaya bagi konsumennya.
B.SARAN
Menurut saya kinerja BMW AG itu sudah sangat baik,
kenapa bisa saya katakana baik? Itu karena mereka bisa menjadi perusahaan besar
saat ini, Cuma apabila perusahaan sebesar itu dipegang oleh orang yang salah,
tidak menutup kemungkinan jikalau kita mendengar BMW bangkrut. Jadi harus
selektif untuk memilih staf-nya. Serta bila BMW membuat mobil yang nyaman dan
berharga murah, bukan tidak mungkin Toyota yang saat ini memegang “Raja
Otomotif dunia” bisa digeser oleh BMW AG seperti motto yang dipakai salah satu
Apparel Jerman terkenal “Impossible Is Nothing”.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar